Ruang Inspirasi

Menyiapkan Diri Sebagai Orang tua Bijak Dalam Pemanfaatan Internet untuk Generasi Alpha

28 comments
Menyiapkan diri menjadi orang tua bijak
Sumber: Create by Me
Benar memang, menjadi orang tua bukan hal yang mudah. Kalau bagi saya, menjadi orang tua adalah sebuah amanah besar yang pertanggung jawabannya tidak hanya di dunia tetapi juga sampai akhirat. Sungguh salah jika banyak yang beranggapan menjadi orang tua sekedar proses melahirkan anak atau memiliki anak. Karena fakta di lapangan selalu berbeda dengan sekedar ucapan atau pemikiran semata. 

Lagi dan lagi, semua dalam kehidupan ini butuh ilmu. Menyiapkan ilmu sebelum menjadi orang tua tentulah menjadi perkara yang wajib bahkan sebelum menikah. Jika melihat fakta di lapangan pun ada saja kelakuan orang tua zaman now yang lebih memilih membuang anaknya karena merasa belum siap. Tidak sedikit pula orang tua yang mengalami stres hingga depresi dalam menghadapi anaknya yang terlahir di era digital ini. Untuk itu orang tua terutama saya harus menyiapkan diri sebagai orang tua yang bijak di zaman yang canggih ini. Bijak terhadap pemanfaatan internet atau teknologi bagi generasi Alpha (sebutan untuk generasi saat ini).

Memang banyak istilah generasi yang muncul pada saat ini. Oleh karenanya supaya tidak menimbulkan kebingungan terhadap praktik di lapangan dalam pola asuh juga mendidik anak harus seperti apa, sekiranya kita perlu mengetahui karakter dari setiap generasi.

Mengenal Generasi Dasar Menyiapkan Diri Sebagai Orang Tua

Jujur, saya pun baru mengetahui tentang pengelompokan generasi setelah saya memiliki anak. Seringkali saat berkumpul bersama teman ada kalimat “memang ya, ngomong sama Gen-Z tuh susah” lau mereka pun terkadang menyebut adanya generasi Y. Lantas juga menyebut generasi Alpha. Saya pun dengan ketidaktahuan tentang generasi ikut berceloteh “kalau generasi beta, ada?”

Jika teringat waktu itu, saya baru menyadari betapa memalukannya saya saat itu karena tidak mengetahui pengelompokan dari generasi tersebut. Dalam pikiran saya nampaknya tidak perlu tahu istilah-istilah tersebut toh hanya sebatas istilah. Namun ternyata saya salah besar, justru melalui pengelompokan tersebutlah saya bisa menyiapkan diri untuk bisa menerapkan pola didik yang tepat terhadap anak saya kelak. Yuk mengenal istilah generasi dilhat dari tahun kelahiran.
termasuk generasi mana, kamu
sumber : Create by Me

Generasi boomers

Apa yang ada dalam pikiran Anda jika mendengar istilah generasi ini. Jika dilihat dari kata boom, saya mengartikan bahwa generasi ini adalah generasi ledakan (boom). Yup, benar saja. Generasi ini adalah sebutan untuk generasi yang dilahirkan pasca perang dunia II yang pada saat itu pula terjadi lonjakan penduduk.

Jika dikelompokkan dengan tahun kelahiran, generasi ini adalah generasi yang dilahirkan sekitar tahun 1946-1964. Tahun kelahiran ayah saya berada pada range tersebut. Karakter dari generasi Boomers secara umum memiliki tingkat kepercayaan yang tinggi, tidak menerima atau sulit untuk menerima kritik, punya orientasi kehidupan yang jelas karena memiliki rasa kompetitif yang tinggi, dan nilai plusnya lagi mereka serba bisa.

Generasi Boomers saat menjadi orang tua memiliki karakter keras dan disiplin. Karena orang tua saya termasuk ke dalam generasi ini, saya pun merasakan bagaimana kedisiplinan itu terjadi. Serta keinginan yang kuat jika sudah menargetkan sesuatu.

Generasi X

Sebutan pertama untuk generasi ini sebenarnya Gen Bust karena tingkat kelahiran pada generasi ini jauh lebih berkurang dibandingkan generasi sebelumnya. Generasi ini lahir bertepatan dengan awal penggunaan computer, TV kabel, internet juga video games. Mereka adalah yang dilahirkan pada tahun 1965-1976.

Tahun tersebut adalah tahun kelahiran ibu saya, di mana menurut saya karakter yang dimiliki tidak jauh berbeda dengan karakter generasi boomers karena mereka dididik oleh orang tua generasi boomers. Namun mereka bisa lebih mandiri juga banyak akal. Pun mereka lebih baik dalam keterampilan berbisnis jika dibandingkan dengan generasi sebelumnya.

Generasi Y

Generasi ini disebut juga dengan generasi milenal. Generasi yang hidup sudah berdampingan dengan teknologi yang lebih canggih lagi. Generasi Y adalah mereka yang lahir pada tahun 1977-1994 ada juga yang menyebutnya sampai kelahiran 1995. Pada generasi Y sudah mulai adanya media sosial atau bisa juga disebut dalam masa era perlaihan teknologi yang lebih baik.

Generasi Y juga disebut sebagai generasi yang pertama kali terpapar digital native. Disebut demikian karena pada generasi ini semua bisa dilakukan serba online dimulai dari memesan makanan sampai bersih-bersih rumah pun kini tersedia jasa online. Bisa dikatakan pula generasi ini adalah generasi yang sudah sangat melek dengan internet dan gadget.

Secara umum, karakter yang dimiliki oleh generasi Y adalah mereka sudah lebih open mainded, menerima perubahan, memiliki ambisi dan kepercayaan diri yang tinggi dan tentunya mereka adalah orang yang sulit untuk lepas dari gadget. Sayangnya, generasi milenial atau Y beberapa diantara mereka ada yang merasa lebih sulit bergaul dan juga mudah stres yang dikit-dikit update di sosial media.

Generasi Z

Generasi yang sudah kenal dunia internet yang merasakan berbagai segala kemudahan daalam satu genggaman. Karena pada gen z, internet sudah begitu meluas hingga ke pelosok negeri seperti salah satu provider yang ada di Indonesia yaitu IndiHome.

Generasi ini adalah mereka yang dilahirkan dari tahun 1995/1996-2010. Pada umunya gen z sudah sangat mahir dalam bermain di dunia maya. Mereka juga sangat aktif berinteraksi lewat dunia maya karena mereka sudah memiliki gadget dari masa anak-anak. Tersebab itulah sangat wajar jika generasi ini tidak bisa lepas dari gadget atau tech savvy.

Karakter mereka secara umum adalah orang-orang yang sudah melek teknologi, mereka juga mudah berbaur dan berineteraksi, generasi ini juga dapat lebih cepat dalam mempelajari hal baru.

Generasi Alpha

Anak generasi Alpha bisa diprediksi bahwa orang tua mereka berada pada Gen Y atau Gen Z yang sudah sangat mahir dalam berteknologi. Generasi Alpha adalah mereka yang lahir pada rentang tahun 2010-2025. Inilah generasi anak saya.

Untuk karakter dari generasi ini tentu saja belum bisa dipastikan secara pasti akan seperti apa.Namun Marc MCrindle seorang peneliti sosial memaparkan bahwa generasi ini kelak akan mejadi kelompok yang besar dengan hak mereka sendiri.

Jika melihat anak-anak pada generasi ini, sepertinya mereka adalah orang yang senang berinovasi tetapi tidak suka dibatasi serta adanya aturan. Oleh karena itu dibutuhkan strategi khusus untuk mendidik anak generasi ini.

Siapkan Langkah Pengasuhan Generasi Alpha

Inilah yang saya rasakan saat ini. Tanpa adanya ilmu, saya sebagai generasi milenial akan sangat keteteran menghadapi anak generasi Alpha yang sudah sangat melek tenkologi bahkan penggunaan internet. Bukan hal yang biasa sedari bayi sudah dikenalkan apa itu video call, telepon hingga youtobe. Jika tidak menyiapkan ilmu yang tepat maka bersiaplah menghadapi yang akan terjadi nanti.

Jika orang tua generasi Boomers dan gen X dalam mendidik anak dapat dilakukan secara pengetahuan mereka, tentu sudah tidak bisa lagi diaplikasikan pada generasi Alpha. Saya pun teringat sebuah pepatah sahabat rasul
Didiklah anakmu sesuai dengan zamannya, (Ali bin Abi Thalib)
Zaman sekarang, tidak sedikit berita anak yang tega menyakiti orang tuanya hanya tersebab keinginan mereka tidak terpenuhi. Ada anak yang bahkan tega membunuh orang tuanya hanya karena kesal tidak dibelikan gadget. Sungguh tidak akan rugi jika orang tua mau memanfaatkan teknologi internet dengan bijak. Langkah minimal yang disiapkan untuk pengasuhan generasi Alpha adalah belajar kemudian memahaminya lalu pratikkan.

Tidak ada alasan untuk orang tua yang kesulitan belajar. Misalnya saja enggan membaca, tenang, zaman sudah canggih bisa buka youtube yang dapat kita dengar dan tonton. Tidak ingin menonton hanya ingin mendengarkan saja pun bisa karena ada podcast.

Dengan adanya internet dan sebagai orang tua milenial semua menjadi mudah dalam satu genggaman. Jika merasa boros menggunakan paket data, ada solusi lain yang terhitung bisa lebih murah. Misalnya saja pasang wifi di rumah.

Tahu, kan, kalau Indonesia punya internet provider terbaik yang memiliki paket cukup terjangkau dan bisa dirasakan oleh satu keluarga.

Yup, ada layanan digital yang bisa dinikmati di rumah dari PT. Telkom Indonesia yang meluncurkan IndiHome sebagai teman rumah yang menyediakan 3 layanan sekaligus (telepon rumah, TV kabel juga internet). Sekali lagi tidak ada alasan untuk tidak belajar.
IndiHome
sumber : Create by Me


Mungkin ada sebuah pertanyaan “kenapa harus IndiHome?”. Saya jawab pengalaman saya saat ingin memasang wifi di rumah, IndiHome adalah penyedia internet yang lebih terjangkau biayanya. Selain itu pelayananya juga baik.

Tetapi sebelum memasang IndiHome di rumah pastikan terlebih dahulu tentang ketersediaan jaringan di wilayah yang ditempati saat ini. Jika kamu datang ke kantor IndiHome secara langsung, mereka akan mengecekkan dengan sigap dan jika belum tersedia, kamu akan diminta meninggalkan nomor telepon untuk dihubungi secara langsung jika sudah tersedia. Tenang, jika sibuk atau repot datang langsung ke kantor, Anda bisa akses langsung melalui web atau myIndiHome.

Pedoman juga tips dalam pemanfaatan internet untuk anak

Sebagai orang Indonesia yang memiliki anak, kita memiliki acuan atau pedoman dalam mendidik dan membersamai tumbuh kembang anak. Ada IDAI (ikatan dokter anak Indonesia) begitu ucapan salah seorang dokter umum dalam story instagram miliknya. Termasuk tentang pedoman penggunaan screen time atau gadget IDAI pun sudah menuliskannya sebagai berikut :

Pedoman penggunaan internet untuk anak menurut usia

pedoman IDAI dalam penggunaan internet
sumber: Create by me

Sampai usia 10 tahun
Anak pada usia ini memerlukan pengawasan dan pemantauan untuk memastikan mereka tidak terpapar pada materi yang tidak sesuai. Orangtua sebaiknya menggunakan piranti-piranti yang berguna untuk membatasi akses terhadap isi, situs, dan aktivitas di dunia maya, serta secara aktif terlibat saat anak menggunakan internet. Pada sebagian gadget, misalnya komputer tablet, tersedia fitur atau aplikasi untuk memblok isi yang tidak sesuai untuk anak.

Usia 11 sampai 14 tahun
Anak pada usia ini memiliki pengetahuan internet lebih banyak, namun mereka tetap perlu disupervisi dan dimonitor agar tidak terpapar materi yang tidak pantas. Program komputer yang menjaga keamanan saat menggunakan internet dapat memberikan akses yang terbatas terhadap isi dan website tertentu dan menyediakan laporan aktivitas internet sebelumnya. Anak pada usia ini juga perlu diberikan pengertian mengenai informasi pribadi apa saja yang tidak dapat diberikan melalui internet.

Usia 15 sampai 18 tahun
Anak pada usia ini hampir tidak mempunyai batasan pada isi, situs, atau aktivitas internet. Remaja lebih banyak memiliki pengalaman dalam internet, namun mereka tetap memerlukan orangtua untuk menetapkan pedoman yang aman. Orangtua harus dapat menolong mereka untuk mengerti pesan-pesan yang tidak pantas dan menghindari situasi yang tidak ama. Orangtua perlu mengingatkan remaja informasi pribadi apa yang tidak dapat diberikan melalui internet.

Jadi IDAI sendiri memberikan imbauan, anak boleh diberikan gadget saat anak usia 10 tahun. Namun, WHO memberikan batasan yang berbeda yakni
pedoman WHO dalam penggunaan internet
sumber : Create by Me

Jika anak di bawah 2 tahun, tidak sama sekali dianjurkan screen time atau pemberian gadget pada anak. Karena pada masa tersebut adalah masa golden age anak yang harus di stimulasi aktivitas fisiknya tentang motorik halus dan juga kasarnya.

Saat anak berusia 2 sampai 5 tahun berikan screen time atau gadget dengan batasan durasi maksimal 1 jam per hari dan tentu saja orang tua harus mendampingi.

Usia 6 tahun ke atsa, WHO menganjurkan pemberian gadget pada anak hanya diberikan screen time 2 jam per hari di akhir pekan untuk hiburan. Untuk hari biasa jika dilakukan sekolah daring gunakan sesuai dengan jam kelasnya.

Ada banyak alasan kenapa penggunaan screen time atau gadget dibatasi. karena jika anak sudah kecanduan gadget akan ada dampak negatif seperti konsentrasi anak menurun, bisa mengganggu perkembangan kognitif anak, anak menjadi lebih agresif, anak menjadi malas berpikir, meningkatkan resiko stres pada anak bahkan hingga menyebabkan obesitas pada anak.
Saat ini pun, saya sedang menerapkan untuk tidak memberikan screen time pada anak saya kecuali untuk video call. Sampai saat ini pun saya masih terus belajar dan belajar dengan mengikuti seminar parenting, webinar tentang kesehatan anak dan masih banyak lagi ilmu yang belum saya ketahui serta dipahami.

Penutup

Ilmu harus dicari, belajar adalah hal yang memang harus disiapkan untuk menjadi orang tua yang bijak dalam pemanfaatan internet untuk generasi Alpha. Dalam sebuah acara seminar yang saya ikuti, pembicara memberikan alasan kenapa orang tua milenial harus belajar parenting. Salah satu alasan yang selalu saya ingat adalah supaya anak selamat.

Selamat dari hal-hal yang menjerumuskan dan yang paling penting adalah selamat dunia dan akhirat. Tentunya untuk selamat ada aksi yang harus dilakukan. Tidak cukup hanya dengan berdo’a. Jangan lelah untuk belajar, jangan menyerah dalam belajar, semangat selalu, ya!.

Referensi




https://id.theasianparent.com/batasan-waktu-anak-main-gadget
Maftuha
Seorang istri dari laki-laki bernama Muhidin Sidiq yang saat ini aktif dalam dunia tulis menulis. Menerima job content writer lepas, sudah menerbitkan buku berjudul "Dia yang Pergi" dan "This is My Way" juga belasan antologi lainnya. Penyuka buku motivasi juga psikologi yang hobi nongkrong di tempat makan untuk merefreshkan pikiran.

Related Posts

28 comments

  1. Sekarang generasi milenial mulai naik menjadi pemimpin, Z mulai menjadi remaja, dan alpha anak anak. Ketiganya melek teknologi informasi dan internet, tentunya perlu internet yang bagus sebagai kebutuhan. Thx infonya

    ReplyDelete
  2. Ada banyak benefit internet yang saat ini orangtua rasakan terutama kemudahan dalam mengakses informasi seputar parenting untuk anak, terutama cara mendampingi anak yang sejak lahir masuk dalam generasi Z serta Alpha di mana sejak lahir dunia digital sudah menemaninya.

    ReplyDelete
  3. Nah, perbedaan generasi alpha dan generasi boomer sangat jauh berbeda. Kemajuan teknologi bisa membantu dalam pengasuhan anak tapi bisa jadi bumerang juga jika tidak diawasi.

    ReplyDelete
  4. Aku generasi Y kayaknya. Dan aku punya anak generasi alpha. Benar benar tidak bisa terlalu keras dengan mereka. Rasanya seperti tarik ulur. Selebihnya berdoa kepada Allah SWT.

    ReplyDelete
  5. Miris dan prihatin ya, Mbak dengar berita anak sekarang sampai membunuh orang tua. Pentinggg banget pendidikan akhlakul karimah dan moral sedini mungkin. Untung ada IndiHome yang membantu para ibu belajar secara online sambil ngasuh anak.

    ReplyDelete
  6. Saya generasi X yang tumbuh dengan bacaan melimpah berikut mengenal televisi swasta, suami generasi Y yang cenderung memanjakan anak sulung generasi Z.

    Tidak mudah menjadi orang tua karena pola pikir suami tentang pembiaran anak main ponsel tanpa batasan kerap membuat saya jengkel.

    Benar, kecanduan gawai bisa membuat anak agresif memaksakan keinginan agar bisa terus pegang ponsel. Sudah saya umpetin jika pada hari sekolah taoi malah ngamuk.

    Alasannya teman-teman pergaulan pada main game jadi tidak ada teman yang bisa main biasa seperti sebelum pandemi.

    Tiada pilihan, saya juga harus perbaiki ilmu pengasuhan agar anak bisa lebih bijak menggunakan internet untuk hal positif.

    Pengen anak belajar fotografi atau les ilmu tertentu yang sesuai minatnya nanti. Atau belajar coding. Tapi belum ada sarana memadati karena netbook rusak dan ponsel anak kurang bagus resolusi kameranya.

    ReplyDelete
  7. Perbedaan generasi memang terlihat berbeda dari cara menghadapi dunia digital, anak2 generasi alpha walaupun mereka lebih handal untuk urusan internet tapi tetap harus diawasi secara penuh karena efek negatifnya mudah diserap, daripada generasi di atasnya yang sudah matang dalam menyikapi resiko berinternet

    ReplyDelete
  8. Memang menyiapkan menjadi orang tua yang bijak harus benar-benar dipersiapkan. Nggak bisa ngasal aja.

    ReplyDelete
  9. Tiap generasi pasti punya keinginan berbeda saat gadgetnya terhubung dengan internet ya. Saya sendiri enggak begitu tertarik dengan Spotify, tapi kedua anak saya enggak bisa beraktivitas tanpa itu. Saya sih cocoknya langganan Disney Hotstar dari Indihome, hahaha ...

    ReplyDelete
  10. Wah pas banget nih untuk saya yang baru menempuh kehidupan baru.
    Memang setiap generasi punya kekurangan dan kelebihannya tersendiri dalam hal mendidik anak. Terpenting, sebagai orang tua baru, jangan sampai membawa luka lama pada generasi baru.

    ReplyDelete
  11. Anak-anak saya masuk di generasi Z. Saat internet dan indihome belum sepopuler sekarang. Saat itu selain FB, banyak game-game yang marak di warnet. Gak siang gak malam, tua muda, sampai antri demi game. Uang jajan pun ludes dalam hitungan detik. Menabung bukan lagi prioritas. Sekolah pun kadang bolos atau cabut. Hadeeuh! Tunggu aja saat mereka rasakan jika punya anak di generasi saat ini. 😅

    ReplyDelete
  12. Adanya internet apalagi yang kenceng seperti IndiHome membuat ilmu parenting kita semakin bertambah kan ya, Mbak. Aku suka banget dengerin podcast sambil masak di pagi hari. Kalau jaringannya stabil kan enak didengar, coba bayangkan kalau putus² duh ay bikin telinga sakit malahan

    ReplyDelete
  13. ilmu parenting bs digapai dgn follow para pakar d socmed.

    saya paling demen ibu Aisah Dahlan.
    penyampaiannya baguuusss
    engga nakutin

    ReplyDelete
  14. Tantangan membesarkan anak-anak generasi alpha yang sudah sangat-sangat tertaut dengan dunia digital memang semakin tinggi. Saya sebagai generasi milenial pun rasanya sudah sering tertinggal dengan anak sulung saya. Tapi sebagai orang tua, tetap saya usahakan yang terbaik untuk bisa memahami dunia mereka. Sehingga mereka pun paham batasan-batasan apa yang harus tetap dipegang.

    ReplyDelete
  15. Selain batas waktu berinternet, anak-anak sekarang perlu dididik mengenai etika. Mungkin karakter mereka sudah terpapar dengan konten-konten yang meresahkan. Bagaimana tidak? Saya pernah melihat anak SD yang berani memberontak pada orang tuanya hanya karena permintaan tidak dituruti. Hadeh!

    ReplyDelete
  16. Generasi Alpha memang sangat akrab dengan teknologi ya mbak
    Termasuk dalam menggunakan internet
    Asal dalam pengawasan dan sesuai usia sih g masalah ya

    ReplyDelete
  17. Bener banget,sebagai orang tua kita tidak harus jago tapi setidaknya paham dan mengikuti trend teknologi informasi.Gunanya untuk mendampingi dan mengawasi anak dalam menggunakan internet

    ReplyDelete
  18. Iya lho pemgasuhan dari jaman boomers juga uda ngga bisa diterapkan buat gen alpha. Gen z pun uda deket dengan era digital. Untung ada Indihome yang memudahkan emak2 kek kita banyak belajar pengasuhan lewat internetn

    ReplyDelete
  19. Setiap generasi membawa keunikannya masing-masing ya..
    Sehingga bukan memaksakan menjadi seperti kita, para orangtua, tapi memahami karakter mereka dan menyesuaikan dengan zamannya.

    Di era digital, semua pasti butuh yang namanya teknologi.
    Semoga dengan teknologi, semua kemudahan bisa diakses dan membawa anak-anak gen alpha menjadi lebih cerdas, lebih bijak dan yang pasti lebih maju.

    ReplyDelete
  20. Jadi punya insight tentang pengasuhan anak.. begitu penting nya ya edukasi orang tua

    ReplyDelete
  21. Anakku juga generasi alpha nih mbak, tantangannya orangtua jaman now memang sudah berbeda dengan sebelumnya oleh karena itu mendidik anakpun juga berbeda caranya dengan sebelumnya, sayangnya tidak ada ya sekolah menjadi orang tua

    ReplyDelete
  22. Aku juga pernah membaca anak memukul bapaknya karena tidak dibelikan motor. Padahal di Bapak orang susah cuma buruh tani. Astaghfirullah. Tetapi kadang kupikir tak sepenuhnya salah anak. Orang tua sibuk sampai lupa menemani anak. Walhasil anak dibiarkan besar begitu saja.

    ReplyDelete
  23. Internet itu memang banyak manfaatnya ya, tapi perlu bijak menggunakannya, apalagi untuk anak-anak, perlu pengawasan dari orang tuanya. Zaman semakin berubah tantangan orang tua menghadapi anak-anak di generasi saat ini yang masuk ke generasi alpha juga pasti lebih besar ya. Harus terus belajar, berusaha dan disertai doa ya, agar semuanya selamat dunia dan akhirat, semangat berjuang untuk para orang tua

    ReplyDelete
  24. Terus terang internet bantu banget untuk mengupdate informasi seputar pengasuhan anak zaman sekarang, kebetulan aku punya 3 anak yang jelang remaja. Sehingga mau tidak mau harus meningkatkan wawasan agar bisa sejalan dengan pola pikir serta perkembangan anak zaman sekarang, yang kadang bikin terkaget-kaget.

    ReplyDelete
  25. Makin banyak istilah2 untuk tiap generasi ya, kukira anakku Gen Z, ternyata masuknya generasi alpha. Generasi alpha yg terlahir dg berbagai kecanggihan teknologi memang jd mahir sekali mencari berbagai info, menguasai macem2 gadget, belajar skill desain dsb, semoga bisa dimanfaatkan dengan sebaik2nya untuk hal positif ya

    ReplyDelete
  26. tiap generasi itu memang beda-beda ya karakternya, mbak makanya orang tua harus selalu belajar terkait pengasuhan anaknya biar bisa menerapkan metode pengasuhan yang pas

    ReplyDelete
  27. Semakin berkembangnya internet, bisa lebih memudahkan para ibu untuk mengetahui cara mendidik anak yang baik dan benar. Semangat para bunda di rumah

    ReplyDelete
  28. generasi Alpha sangat melek teknologi, kadang aku juga masih belajar sama mereka :D

    ReplyDelete

Post a Comment